Beranda | Artikel
Hikmah Diutusnya Para Nabi dan Rasul
Sabtu, 10 Februari 2024

BERIMAN KEPADA PARA RASUL

Hikmah diutusnya para Nabi dan Rasul
Mengajak manusia kepada menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala saja dan melarang penyembahan kepada selain-Nya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قال الله تعالى: وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ [النحل/36]

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah Subhanahu wa Ta’ala (saja), dan jauhilah Thagut itu”, …[An-Nahl/16 :36]

Menjelaskan jalan yang menyampaikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قال الله تعالى: هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ  [الجمعة/2]

Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan aya-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. [Al-Jum’ah/62:2]

Menjelaskan kondisi manusia setelah sampai kepada Rabb mereka pada Hari Kiamat. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قال الله تعالى: قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ (49) فَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (50) وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ  [الحج/49- 51].

Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada kamu”.  Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia.  Dan orang-orang yang berusaha dengan maksud menentang ayat-ayat Kami dengan melemahkan (kemauan untuk beriman); mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka. [Al-Hajj/22:49-51]

Mendirikan hujjah kepada manusia. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

رُسُلًا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ [النساء/165]

(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah Subhanahu wa Ta’alasesudah diutusnya rasul-rasul itu. [An-Nisaa`/4: 165]

Rahmat, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ  [الأنبياء/107]

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. [Al-Anbiyaa/21`:107]

Sifat para Nabi dan Rasul.
Semua nabi dan rasul adalah laki-laki dari golongan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memilih dan menentukan serta menyaring mereka dari semua hamba-Nya. Dia memberi kelebihan kepada mereka dengan nubuwah dan risalah. Memperkuat mereka dengan mu’jizat. Memberi kemuliaan kepada mereka dengan risalah, membebani mereka dengannya, dan menyuruh mereka menyampaikan risalah tersebut kepada manusia agar mereka menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala saja dan meninggalkan penyembahan selain-Nya, dan Dia menjanjikan kepada mereka surga atas hal itu. Sungguh mereka –‘alahimush shalatu was salam– telah berbuat jujur dan menyampaikan.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

 قال الله تعالى: وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ  [النحل/43]

Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. [An-Nahl/16:43]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قال الله تعالى: إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ [آل عمران/33].

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’alatelah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). [Ali ‘Imran/3:33]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قال الله تعالى: وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ [النحل/36]

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah Subhanahu wa Ta’ala (saja), dan jauhilah Thagut itu”, … [An-Nahl/16 :36]

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh kepada semua nabi dan rasul agar berdakwah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menyembah-Nya saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan Dia menentukan syari’at bagi setiap kaum yang sesuai dengan kondisi mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا [المائدة/48]

Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. … [Al-Maidah/5 :48]

Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih para nabi dan rasul, Dia memberi sifat kepada mereka dengan ubudiyah (penghambaan) kepada-Nya pada tingkatan tertinggi, sebagaimana Dia katakan tentang Muhammad pada maqam tanzil:

تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا  [الفرقان/1]

Maha Suci Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menurunkan Al-Furqaan (yaitu al-Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. [Al-Furqaan/25:1]

Dan Dia berfirman pada Nabi Isa bin Maryam Alaihissallam:

إِنْ هُوَ إِلَّا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلًا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ  [الزخرف/59].

Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala) untuk Bani Israil. [Az-Zukhruf/43:59]

Sesungguhnya semua nabi dan rasul ‘alaihimush shalatu was salam adalah manusia yang diciptakan, mereka makan dan minum, lupa, tidur, bisa sakit dan akan meninggal dunia. Mereka tidak berbeda dengan manusia lainnya, tidak mempunyai sedikitpun dari sifat-sifat rububiyah dan uluhiyah. Mereka tidak bisa memberi manfaat dan bahaya kepada seseorang kecuali apa yang telah dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak mempunyai sedikit pun dari khazanah (perbendaharaan) Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak mengetahui yang gaib kecuali apa-apa yang diperlihatkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada mereka.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi-Nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ  [الأعراف/188]

Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. [Al-A’raaf/7:188]

Keistimewaan Para Nabi dan Rasul

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/98425-hikmah-diutusnya-para-nabida-rasul.html